A. Latar Belakang
Di era pandemi corona ini kita perlu membuat
jurnal mengajar guna mengetahui sejauh mana dan target yang kita laksanakan. Dengan
adanya jurnal mengajar kita akan mudah menetapkan pelajaran apa yang kita ambil
selanjutnya. Dalam bacaan ini dipaparkan pengertian, kegunaan, dan bentuk jurnal belajar.
Kompetensi dan indikator keberhasilan
pembelajaran dari topik ini adalah guru dan guru pemandu dapat memahami dan
menerapkan pengembangan jurnal belajar baik untuk peserta didik dan guru
apabila disediakan dokumen kurikulum, SK-KD mata pelajaran serta BBM kompetensi
pedagogik dan profesional sehingga dapat merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melakukan kegiatan pengembangan jurnal belajar yang akan
berdampak positif terhadap peningkatan mutu peserta didik, kompetensi guru dan
mutu pendidikan.
B. Bahan Belajar
Program BERMUTU diarahkan kepada peningkatan hasil
belajar peserta didik. Untuk mencapai peningkatan hasil belajar peserta didik,
guru diminta menerapkan pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Salah satu yang belum banyak disinggung
adalah pemanfaatan Jurnal Belajar (dokumen yang secara terus-menerus bertambah
dan berkembang, sebagai rekaman terhadap perkembangan materi yang sedang
dipelajari). Bahan Belajar Mandiri (BBM) yang disiapkan bagi guru di KKG dan
MGMP belum ada tentang jurnal belajar. Pada hal jurnal belajar sangat
bermanfaat untuk meningkatkan kebiasaan peserta didik dalam menulis. Selain
itu, jurnal belajar bermanfaat untuk merefleksikan hasil belajar, menyusun
suatu alur pikir secara tertulis, yang bagi guru dapat menjadi acuan dalam
menilai berhasil tidaknya peserta didik mempelajari materi yang disampaikan.
Jurnal belajar
diprediksi memberikan kontribusi positif dalam pengembangan disiplin akademik
di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Pentingnya jurnal belajar sudah
disadari oleh perguruan tinggi. Hanya saja, masalah-masalah klasik yang
dihadapi seperti pendanaan, pengelolaan (manajemen penerbitan) serta
sustainibilitasnya. Pengelolaan atau penggunaan jurnal belajar peserta didik
pada pendidikan dasar menghadapi problematika tersendiri. Akan tetapi,
jika diberdayakan dan dimanfaatkan dengan baik niscaya akan memberikan hasil
yang luar biasa terutama dalam pembiasaan menulis secara efektif. Guru-guru di
sekolah dasar dan sekolah menengah pertama harus berpengalaman dalam
menggunakan jurnal belajar sebagai sarana dalam membelajarkan peserta didik.
Jurnal belajar menjadi penting dalam sudut
pandang seperti tersebut di atas, maka semboyan ilmuwan-ilmuwan Amerika “Publish
or Perish” (menulis atau lenyab) diharapkan dapat dijadikan pemicu agar
para pendidik di negeri tercinta ini memiliki kesadaran untuk menulis.
Penggunaan jurnal belajar diharapkan tidak bisa lepas dari
membangun budaya, kebiasaan-kebiasaan menulis untuk mengisi secara
terus-menerus khazanah keilmuan dalam bidang pembelajaran. Ironisnya kebiasaan
membaca untuk memperkaya khazanah keilmuan pembelajaran (pendidikan) masih
rendah di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan kita. Tidak jarang guru di
sekolah kita yang hanya mengajar dari ilmu yang didapat semasa kuliah (yang
biasanya sudah kadaluarsa). Jika ditanya, mengapa tidak membaca sumber-sumber
yang lebih up to date (terkini, mutakhir), guru tersebut menjawab tidak ada
dana untuk membeli buku sumber atau bahasa Inggris tidak dikuasai atau berbagai
alasan lain. Pada hal guru sebagai agen pembaharuan, dituntut untuk membaca
artikel-artikel keilmuan bermutu , terampil mengakses sumber informasi lewat
internet secara berkesinambungan serta mengkaji atau mengujinya untuk menjawab
permasalahan-permasalahan pembelajaran di sekolah.
Lewat artikel-artikel pada Jurnal belajar yang
akan diterbitkan ini sebagian permasalahan yang dihadapi guru tersebut dapat
diatasi.
Bagi pendidik dan tenaga kependidikan, yang telah
memiliki kecintaan dan kebiasaan menulis atau membaca, mereka tidak mungkin
akan terus menerus dapat menulis tanpa membaca dan tanpa didukung dengan
sarana-prasarana atau wadah yang tepat. Paling tidak, kepala sekolah dan
pengawas sekolah menghargai karya tulis ilmiah, artikel atau buku yang mereka
dihasilkan. Kebiasaan membaca, kecintaan menulis artikel adalah bagian
dari pengembangan profesionalitas dan pengembangan intelektualitas yang
sangat perlu ditumbuhkan dalam diri pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah
kita. Membaca dan menulis bagi pendidik dan tenaga kependidikan dapat
diilustrasikan sebagai aktivitas harian seperti halnya bernafas.
Jurnal belajar adalah wadah yang memuat
hasil refleksi dalam bidang pembelajaran yang diperuntukan bagi peserta didik.
Guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah dapat membacanya sebagai bahan
masukan untuk melihat kemampuan peserta didik dalam bidang yang dipelajarinya.
Peserta didik mengisinya dengan hasil bacaan, hasil diskusi, refleksi terhadap
temuan dalam pembelajaran, hasil pengamatan, hasil abstraksi atau apa saja yang
berkaitan dengan pembelajaran di sekolah. Bila perlu bukan hanya peserta didik
yang mempunyai karya yang berkualitas dapat mengisinya. Akan tetapi kesempatan
diberikan kepada semua peserta didik, walaupun menurut guru apa yang dituliskan
peserta didik itu pada awalnya hanya cerita yang kelihatannya kurang bermakna
bagi guru. Jurnal belajar tidak hanya berorientasi pada pengembangan kemampuan
akademis semata akan tetapi diharapkan melalui kebiasaan menuliskan pengalaman
belajar, peserta didik tersebut terbiasa mengekspresikan perasaan, pemikiran
ataupun harapannya tentang pembelajaran yang diberikan guru. Jadi lebih dekat
sebagai alat untuk komunikasi dan diseminasi informasi, temuan, pemikiran,
hasil pengamatan tentang pembelajaran. Setiap peserta didik dapat mengisi
jurnal belajar, meskipun belum mampu menulis dengan kriteria ilmiah. Isi dari
Jurnal belajar tidak harus dalam bentuk artikel hasil
penelitian, hasil telaahan yang memenuhi kriteria ilmiah. Akan tetapi dapat
berupa kalimat-kalimat sederhana, entah itu penyelesaian soal mata pelajaran
tertentu atau bahkan hanya ungkapan bahwa peserta didik itu senang belajar hari
itu karena guru memberi kesempatan ke luar kelas untuk mengamati tanaman di
sekitar sekolah pada pelajaran IPA.
Untuk menggunakan Jurnal Belajar dibutuhkan
keberanian. Untuk memulai dan mendorong guru diperlukan inisiatif kepala
sekolah atau dan pengawas sekolah. Kebersamaan di antara pendidik dan
tenaga kependidikan yang menjadi anggota kelompok kerja masing-masing merupakan
modal utama dan kunci untuk menerbitkan jurnal belajar. Pendekatan-pendekatan
personal kepada anggota kelompok kerja diperkirakan akan mampu membangkitkan
semangat untuk menerbitkan jurnal belajar. Kebersamaan dalam memecahkan
masalah, diskusi dari hati ke hati, mengajak anggota kelompok kerja untuk
merancang, membuat nama jurnal dan memilih pengelola dan menulis isi
jurnal.
Kebiasaan menulis artikel di media masa atau menulis di jurnal ilmiah, menyusun karya tulis ilmiah oleh guru dan lain sebagainya dapat ditumbuhkembangkan melalui pembiasan peserta didik untuk mengisi jurnal belajar. Diperkirakan jurnal tersebut memberi sumbangan yang besar dan positif untuk membangun tradisi berpikir ilmiah dan menuliskannya dalam bentuk artikel di jurnal. Kehadiran jurnal belajar di pendidikan dasar diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan disiplin akademik para peserta didiknya. Oleh sebab itu pendidik dan tenaga kependidikan dalam kegiatan kelompok kerja KKG, MGMP, KKKS dan MKKS seyogianya mempelajari manfaat jurnal belajar dan memanfaatkan seoptimal mungkin. Kebiasaan menulis junal belajar sangat bermanfaat bagi peserta didik kelak di perguruan tinggi dalam menulis pada jurnal ilmiah sebagai wadah komunikasi hasil penelitian dan telaah ilmiah.
Jurnal belajar diharapkan menjadi wadah dalam pengembangan kualitas pendidikan, khususnya di bidang pembelajaran. Pendidik dan tenaga kependididkan diharapkan berpartisipasi untuk mengisi dan memperbarui materi keilmuan yang diajarkan dan cara-cara mengajarkannya. Bahkan guru pemula dapat menjadikan jurnal tersebut sebagai rujukan pemutakhiran metode pembelajaran dan materi yang diajarkan. Peserta didik yang berada di kota besar, sekarang ini sudah dengan mudah dapat mengakses pengetahuan melalui internet, yang kemungkinan membuat pendidik dan tenaga kependidikan semakin tertinggal, apabila gurunya hanya mengandalkan sumber belajar yang konvensional. Selain itu, meningkatkan minat baca dan menulis bukan hanya kewajiban bagi peserta didik, akan tetapi merupakan kewajiban bagi pendidik dan tenaga kependidikan. Proses pembelajaran di sekolah tidak akan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kalau guru-gurunya tidak terbiasa membaca. Pendidik dan tenaga kependidikan tidak mungkin dapat menulis karya tulis ilmiah atau artikel populer yang baik tanpa banyak membaca. Menulis dan membaca adalah pintu gerbang utama mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tawaran menulis jurnal
belajar sering menjadi beban bagi sebagian besar peserta didik. Belum dapat
dijelaskan apakah hal ini terjadi karena banyaknya tenaga pengajar yang kurang
mampu memotivasi peserta didik dan kurang memahami makna jurnal belajar atau
kemungkinan sang guru sendiri belum pernah mengisi jurnal belajar. Meskipun
gurunya sudah berkualifikasi S1 bahkan yang sudah S2 tidak ada jaminan bahwa
mereka sudah terbiasa memanfaatkan jurnal belajar, tetapi kalau hal tersebut
merupakan alasan, pada hal seharusnya pendidik membiasakan diri untuk
memanfaatkan jurnal belajar. Pada umumnya guru masih belum tahu makna
jurnal belajar dan tidak terbiasa memanfaatkan sebagai sarana pembelajaran yang
efektif. Sebagian guru mengalami kesulitan membuat karya tulis ilmiah
diperkirakan karena sejak dulu belum pernah mengisi jurnal belajar.
Jurnal belajar,
sebagai istilah yang diterjemahkan dari learning journal yakni
merupakan dokumen yang secara terus-menerus bertambah dan berkembang. Biasanya
ditulis oleh pembelajar, sebagai rekaman terhadap perkembangan materi yang
sedang dipelajari. Sebenarnya, bisa saja terdapat beberapa jurnal sesuai dengan
mata pelajaran yang diikuti atau bahkan ada jurnal yang berkaitan dengan
pekerjaan sehari-hari. Sekarang ini yang banyak berkembang adalah jurnal
belajar secara online, di mana peserta dididk dapat melakukan dialog (seperti
dalam bentuk forum), bahkan peserta dididik dari sekolah lain pun boleh ikut
bergabung.
Berikut contoh
jurnal belajar, dapat diunduh pada tautan berikut.
Semoga bermanfaat bgi kita semua....
ReplyDelete